Tuesday, February 15, 2011

penaopini

Mahasiswa kreatif, solusi pemecahan problem bangsa
Oleh: luthfie febrianto

Setiap perajurit, mempunyai cara mereka sendiri untuk berperang. Begitu lah kalimat yang terlintas di benak saya, ketika ingin menulis artikel ini. Jika dulu para mahasiswa mengambil jalan berdemonstrasi untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang ingin mereka salurkan, mungkin pada zaman sekarang mahasiswa perlu cara baru untuk menjembatani aspirasi rakyat yang mereka salurkan. Karena apa? Jika melihat pada kenyataan sekarang, aspirasi dan tuntutan yang mereka salurkan dengan berdemonstrasi, justru mentah karena lebih banyak tidak didengarkan oleh kaum penguasa. Kaum penguasa lebih asyik memenuhi tuntutan partai-partai yang menjadi kendaraan politik mereka untuk meraih kekuasaan. Untuk itu sekali lagi, diperlukan solusi baru bagi mahasiswa dalam rangka mengurangi beban masyarakat. Mahasiswa harus menciptakan solusi nyata bagi masyarakat yang sudah lelah menuntut hak-hak merka yang tidak didengarkan oleh elit politik.

Kenapa mahasiswa? Jawabannya adalah karena mahasiswa sebagai segelintir golongan yang diberi kesempatan oleh Tuhan mengenyam pendidikan tinggi diantara sekian juta pemuda-pemuda Indonesia yang bernasib malang karena tidak dapat mengenyam bangku pendidikan tinggi. Lagipula, jika menilik kebelakang, kaum pemuda atau mahasiswalah yang menjadi garda depan lahirnya Republik Indonesia. Rakyat Indonesia butuh mahasiswa yang mampu think out of the box dan bermental baja untuk menghadapi kerasnya permasalahan hidup bangsa.

Think out of the box tentu sangat penting bagi mahasiswa dalam peranya sebagai pengabdi masyarakat ditengah patron lulus lalu cari pekerjaan. Mahasiswa sebagai insan yang diberi kesempatan mengenyam pendidikan tinggi, harus mampu berpikir seperti ini di segala bidang yang mereka geluti nanti, tentu saja sekali lagi dengan tidak melupakan hakikat mereka sebagai pengabdi masyarakat. Beberapa hari yang lalu sebuah stasiun televisi menayangkan kisah seorang pemuda yang berwiraswasta di bidang kuliner yang pada akhirnya mampu mempekerjakan puluhan karyawan dan mengurangi pengangguran disekitarnya. Mahasiswa seperti inilah yang sebenarnya diperlukan rakyat Indonesia untuk mengurangi beban hidup mereka yang semakin hari semakin berat. Tentu bukan hanya dengan menjadi wiraswasta, banyak bidang yang potensial untuk digali mahasiswa sebagai cara bagi mereka untuk mengabdi kepada masyarakat. Namun, sekali lagi diperlukan mahasiswa yang mampu think out of the box dalam segala bidang tersebut.

Jika think out of the box sudah dimiliki mahasiswa, mental baja haruslah menemani pemikiran tersebut. Kegigihan merupakan kunci kesuksesan, tanpa kegigihan tak akan pernah ada kesuksesan. Apalagi jika melihat kenyataan, masalah terus saja mendera masyarakat Indonesia yang saya percaya akan menjadi leader of the world nantinya. Mahasiswa harus lah menjadi kaum yang memiliki kegigihan untuk memandu masyarakat Indonesia menjadi leader of the world tersebut.

Tentu saja dalam perjalanannya mahasiswa bertemu dengan masalah-masalah klasik yang menghantui mereka, yakni pengangguran. Jika mereka tidak think out of the box dan bermental baja, bagaimana bisa mereka menjadi pemandu bagi masyarakat Indonesia yang saat ini bingung mencari kail untuk menggantungkan harapan mereka?

Apa guna pendidikan jika itu membuat
Pesertanya terasing ditengah masyarakat
(Sajak Seonggok jagung, W.S Rendra)

No comments:

Post a Comment