Tuesday, July 17, 2012

Introspeksi

Tanpa berkaca diri, kadang kita hanya bisa mencaci
Salah salah harusnya begini.
Koar sana koar sini.
Tanya.. tanya... tanya...Kritik-kritik-kritik
lama-lama menjadi
krik..krik...krik

Harusnya begini bukan begitu salahkan sana salahkan sini
(kadang) kita tak lebih dari suara kentut
Kritik sana kritik sini
Yang tertinggal kadang hanya teori
Mari sisakan remah-remah apresiasi
Jangan tujukan puisi ini untuk orang lain, melainkan kepada dirimu sendiri.

Tapi
jangan tutup kuping soal kritik
kuping dicipta untuk mendengar
bukan disumpal. kebal.

1 comment: