Sudah dalam tiga pertandingan terakhir ini, Arsenal selalu tertinggal terlebih dahulu. Pertama saat menjamu Manchester City. Kedua saat bertandang ke kandang Chelsea dalam lanjutan Liga Primer Inggris. Dalam dua pertandingan itu, The Gunners harus tertinggal dua gol sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawan mereka. Terakhir, saat menjamu West Ham tadi malam, Arsenal juga harus tertinggal satu gol terlebih dahulu sebelum akhirnya berhasil bangkit dan menang 5-1.
Arsenal seperti mesin diesel, begitu kata Wenger menyikapi performa anak asuhnya belakangan ini. Pada babak pertama, Jack Wilshere dkk seperti kehilangan jati diri permainan mereka, sehingga tidak jarang lawan berhasil mencetak gol terlebih dahulu sebelum akhirnya berhasil menemukan patron mereka di babak kedua.Sebagai fans The Gunners, saya pribadi merasa khawatir dengan performa ini. Syukur jika Arsenal bisa membalikkan keadaan. Tapi kalau tidak, kejadiannya bisa seperti saat melawan Man.City dan Chelsea.
Melihat kebelakang, gaya permainan ini mengingatkan saya dengan komentar salah seorang komentator pada gelaran Euro 2012 lalu saat tim nasional Italia berlaga.Waktu itu, sang komentator menyebut gaya main Gli Azzuri -julukan Italia- seperti mesin diesel yang telat panas. Atas dasar komentar tersebut, saya mencoba menganalogikannya dengan permainan Arsenal saat ini. Namun ada beberapa perbedaan antara kedua tim.
Sudah tidak asing lagi bahwa Italia kerap memiliki bek-bek tangguh di lini belakang mereka, sebut saja Fabio Cannavaro dan Giorgio Chiellini. Belum lagi mereka mempunyai penjaga gawang sekelas Gianluigi Buffon. Tidak hanya itu, gaya main pertahanan gerendel atau yang lebih dikenal dengan Catenaccio juga menjadi pembeda antara Italia dan Arsenal.Hal inilah yang membuat Italia kerap merasa 'nyaman' bermain seperti 'mesin diesel'.
The Gunners menurut saya, belum memiliki bek-bek tangguh dan penjaga gawang. Per Mertesacker dan Laurent Koscielny masih harus beradaptasi dengan gaya main cepat Liga Primer. Demikian dengan Wojciech Sczesny, penjaga gawang muda yang cukup potensial namun masih butuh banyak pengalaman. Dari segi permainan, Arsenal memiliki pembeda yang jelas dengan Italia yaitu main dengan umpan pendek dan cepat, yang kerap mereka praktekkan. Namun sayang, permainan indah ini tidak diimbangi dengan pertahanan yang kokoh.
Oleh karena itu, Arsenal sepertinya harus meniru gaya Catenaccio ala Italia. Bukan dalam artian keseluruhan permainan, melainkan dalam gaya bertahan mereka. Memang, mereka belum punya bek dan gelandang bertahan, atau kiper yang tangguh. Namun justru karena itulah, gaya bertahan Catenaccio menjadi penting apabila memang Arsenal ingin 'mempertahankan' permainan seperti mesin diesel ini untuk mengarungi sisa musim. Lain hal kalau Wenger memang punya solusi lain. Dengan membeli bek, kiper, atau gelandang bertahan tangguh mungkin?
#(hanya) catatan seorang fans.