Wednesday, January 30, 2013

Permohonan


Kalau nantinya aku harus mati dalam perjalanan mewujudkan mimpi, 
aku ikhlas, drpada mati dlm rutinitas kekayaan, tp aku tdk bahagia.
Semua makhluk pasti mati, hanya Kau yg abadi, 
yang beda, hanya bagaimana matinya, dan kemana akan pergi setelah mati. 
Benar kan?

Orang bijak pernah berkata kepada dunia: 
"Kalau hidup sekedar hidup, babi juga hidup, 
kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja

Aku tak ingin jadi kera, apalagi jadi babi.
Yang membedakan manusia dengan binatang.
Manusia punya mimpi, yang barangkali harus dia wujudkan.
Oleh karena itu, terimalah, approve lah
Proposal ku, Yang Maha Mengabulkan Doa.

Thursday, January 24, 2013

Pertahanan Arsenal Harus Tiru Gaya Catenaccio?

Sudah dalam tiga pertandingan terakhir ini, Arsenal selalu tertinggal terlebih dahulu. Pertama saat menjamu Manchester City. Kedua saat bertandang ke kandang Chelsea dalam lanjutan Liga Primer Inggris. Dalam dua pertandingan itu, The Gunners harus tertinggal dua gol sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawan mereka. Terakhir, saat menjamu West Ham tadi malam, Arsenal juga harus tertinggal satu gol terlebih dahulu sebelum akhirnya berhasil bangkit dan menang 5-1.

Arsenal seperti mesin diesel, begitu kata Wenger menyikapi performa anak asuhnya belakangan ini. Pada babak pertama, Jack Wilshere dkk seperti kehilangan jati diri permainan mereka, sehingga tidak jarang lawan berhasil mencetak gol terlebih dahulu sebelum akhirnya berhasil menemukan patron mereka di babak kedua.Sebagai fans The Gunners, saya pribadi merasa khawatir dengan performa ini. Syukur jika Arsenal bisa membalikkan keadaan. Tapi kalau tidak, kejadiannya bisa seperti saat melawan Man.City dan Chelsea.

Melihat kebelakang, gaya permainan ini mengingatkan saya dengan komentar salah seorang komentator pada gelaran Euro 2012 lalu saat tim nasional Italia berlaga.Waktu itu, sang komentator menyebut gaya main Gli Azzuri -julukan Italia- seperti mesin diesel yang telat panas. Atas dasar komentar tersebut, saya mencoba menganalogikannya dengan permainan Arsenal saat ini. Namun ada beberapa perbedaan antara kedua tim.

Sudah tidak asing lagi bahwa Italia kerap memiliki bek-bek tangguh di lini belakang mereka, sebut saja Fabio Cannavaro dan Giorgio Chiellini. Belum lagi mereka mempunyai penjaga gawang sekelas Gianluigi Buffon. Tidak hanya itu, gaya main pertahanan gerendel atau yang lebih dikenal dengan Catenaccio juga menjadi pembeda antara Italia dan Arsenal.Hal inilah yang membuat Italia kerap merasa 'nyaman' bermain seperti 'mesin diesel'.

The Gunners menurut saya, belum memiliki bek-bek tangguh dan penjaga gawang. Per Mertesacker dan Laurent Koscielny masih harus beradaptasi dengan gaya main cepat Liga Primer. Demikian dengan Wojciech Sczesny, penjaga gawang muda yang cukup potensial namun masih butuh banyak pengalaman. Dari segi permainan, Arsenal memiliki pembeda yang jelas dengan Italia yaitu main dengan umpan pendek dan cepat, yang kerap mereka praktekkan. Namun sayang, permainan indah ini tidak diimbangi dengan pertahanan yang kokoh.

Oleh karena itu, Arsenal sepertinya harus meniru gaya Catenaccio ala Italia. Bukan dalam artian keseluruhan permainan, melainkan dalam gaya bertahan mereka. Memang, mereka belum punya bek dan gelandang bertahan, atau kiper yang tangguh. Namun justru karena itulah, gaya bertahan Catenaccio menjadi penting apabila memang Arsenal ingin 'mempertahankan'  permainan seperti mesin diesel ini untuk mengarungi sisa musim. Lain hal kalau Wenger memang punya solusi lain. Dengan membeli bek, kiper, atau gelandang bertahan tangguh mungkin?

#(hanya) catatan seorang fans.

Monday, January 21, 2013

Kerinduan

Kukatakan kepadamu
Saat ini aku rindu.
Sangat.

Ingin rasanya
Ngobrol, barang dua, tiga patah kata
Tentang semua yang aku tidak tahu
dan mengerti
Duduk di dua buah bangku
Akrab layaknya kawan lama yang baru berjumpa
Sambil menikmati secangkir kopi hitam
hangat pagi ini

Lalu ingin kusampaikan...
Maaf... jika aku gagal mengerti setiap bait-bait
pesanmu

 
Kuldesak



-Jika kau mendatangiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendatangimu dengan berlari-

Friday, January 18, 2013

Ngaca di Banjir

Sumber gambar: Google
Banjir yang melanda di Jakarta sudah sangat parah. Banyak wilayah ibukota sudah mulai 'tenggelam' oleh ganasnya air bah. Banjir sebenarnya bukan perkara baru buat ibukota. Dari jaman baheula, permasalahan ini sudah ada.

Dulu, penjajah Belanda menanggulangi masalah ini dengan membuat banyak kanal dan bendungan. Hal ini tidak terlepas dari desain Jakarta (Batavia pada waktu itu) yang memang meniru desain kota Amsterdam yang  terletak dibawah laut. Pada era modern, hal serupa coba diterapkan dengan pembangunan Banjir Kanal Timur dan berbagai solusi baru.Tapi tetap saja, banjir belum dapat ditanggulangi dengan maksimal.

Pemindahan ibukota menjadi solusi yang kembali mengapung bersama banjir 2013 kali ini. Wacana pemindahan ibukota sebenarnya bukan hal yang baru muncul sekarang.Dulu, Belanda mewacanakan Bandung, Presiden Soekarno memilih Palangkaraya, dan Soeharto mengiginkan Jonggol sebagai ibukota baru.

Kalau sudah mendesak, sebenarnya sah-sah saja memindahkan ibukota ke lain tempat. Namun sebelum melakukan hal itu, ada baiknya coba berkaca diri dahulu lah. Lho kok gitu? Lah iya, Yuk berandai-andai, ibukota dipindahkan ke suatu tempat yang bersih, aman dan nyaman. Pokoknya cozy deh untuk jadi ibukota.

Ada gula ada semut, gak mungkin dong ibukota udah pindah, tapi masyarakat gak pindah. Kalau masyarakat yang pindah itu mau menjaga kebersihan, tertib, dan sadar diri sih mboten nopo-nopo. Tapi kalau yang pindah masyarakat yang gak peduli lingkungan, suka akan kesemerawutan dan lupa diri. Yah sarua keneh atuh. Akhirnya? yah tebak sendiri deh.

Pindahin ibukota, boleh. Bangun banjir kanal, boleh. Revitalisasi DAS, boleh. Berkaca di air keruh, boleh banget. Yah kali aja, keruhnya air sama keruhnya kaya tingkah laku kita.

Tuesday, January 15, 2013

Pewarta kebenaran

Aku bersiul bersama angin
memijak diatas tanah
Aku basah bersama hujan
Kering dijemur kemarau

Aku bersenandung bersama malam
Pergi Membaur dengan siang
Menyatu bersama terik matahari
Aku mencarimu wahai kawan.
Aku..

Pewarta kebenaran.

Thursday, January 10, 2013

Hormati dan Sayangi Orangtua Kita


Pagi itu saat nyokap sedang masak di dapur, tiba-tiba ade gue yang paling kecil lari dari luar dan bilang kalau dia diminta bukain pintu rumah X, karena ada Mbah –neneknya si X- mau masuk kerumah X itu tapi gak ada orang. “Mbah juga minta makan.” Kata ade gue itu. Karena kasihan dan kebetulan lagi masak, nyokap langsung kasih makanan ke si Mbah. Habis  itu nyokap bilang ke gue, “Kasian yah, gak nyangka orang tua kok diperlakukan seperti itu.” Kata Nyokap.

Kondisi si Mbah bisa dibilang miris. Dia udah lama gak bisa jalan dan cuma bisa ngesot. Dan entah kenapa, meskipun dia punya anak, anaknya kok seperti tidak peduli sama kondisi si Mbah. Setiap melihat atau nolong si mbah, nyokap selalu cerita dan mengingatkan gue. Satu omongan nyokap yang sering dia bilang dan bikin gue mikir. “orang tua mah kadang diperlakukan seperti itu, orang tua yang sudah tua dan penyakitan tapi gak punya harta, sering ditelantarin sama anaknya. Beda sama orang tua yang udah tua masih punya banyak harta warisan. Pasti anaknya pada peduli.” Kali ini nyokap gak ngomong seperti itu. Dia cerita kisah nyata yang dialami sama orang dikampungnya, sebut saja namanya Wati dan orang tuanya namanya Dumileh. 

Cerita bermula saat Dumileh, orang tua Wati yang sakit dan tidak bisa jalan menghalangi Wati. Wati yang kata nyokap saat itu sudah kenal pergaulan di Jakarta ngomong gini ke ibunya “Minggir kek, jangan ngalangin jalan.” Kata si Wati sambil mengayunkan kakinya ke tubuh ibunya itu. Merespon si Wati, Dumileh cuma bisa bilang “Iya tau, tapi yang alus kan juga bisa, jangan kasar begitu.” kata Dumileh.
Disini puncaknya, percaya atau tidak, kata nyokap, kaki Wati langsung kaku gak bisa bergerak. Sore harinya, kaki Wati bengkak dan tidak lama kemudian, dia meninggal. Kejadian itu langsung bikin heboh orang sekampung, kata nyokap. Meninggalnya Wati yang seketika menimbulkan pertanyaan. Apakah karena tendangannya ke Dumileh atau pergaulannya yang kata orang ‘enggak bener’ di Jakarta, sehingga dia dihukum Allah? Yang pasti, kejadian itu udah bikin orang sekampung semakin pay attention sama orang tua mereka, kata nyokap.

-Kelihatan mudah memang menyayangi orang tua saat dia masih sehat dan berkeadaan cukup, tapi saat dia mulai renta , sakit-sakitan, dan mulai boker dicelana, masih mau gay a kita seka dan bersihkan badannya?

iseng-iseng (si Eba)