Pagi itu saat
nyokap sedang masak di dapur, tiba-tiba ade gue yang paling kecil lari dari
luar dan bilang kalau dia diminta bukain pintu rumah X, karena ada Mbah
–neneknya si X- mau masuk kerumah X itu tapi gak ada orang. “Mbah juga minta
makan.” Kata ade gue itu. Karena kasihan dan kebetulan lagi masak, nyokap
langsung kasih makanan ke si Mbah. Habis
itu nyokap bilang ke gue, “Kasian yah, gak nyangka orang tua kok
diperlakukan seperti itu.” Kata Nyokap.
Kondisi si Mbah
bisa dibilang miris. Dia udah lama gak bisa jalan dan cuma bisa ngesot. Dan
entah kenapa, meskipun dia punya anak, anaknya kok seperti tidak peduli sama
kondisi si Mbah. Setiap melihat atau nolong si mbah, nyokap selalu cerita dan
mengingatkan gue. Satu omongan nyokap yang sering dia bilang dan bikin gue mikir.
“orang tua mah kadang diperlakukan seperti itu, orang tua yang sudah tua dan
penyakitan tapi gak punya harta, sering ditelantarin sama anaknya. Beda sama
orang tua yang udah tua masih punya banyak harta warisan. Pasti anaknya pada
peduli.” Kali ini nyokap gak ngomong seperti itu. Dia cerita kisah nyata yang
dialami sama orang dikampungnya, sebut saja namanya Wati dan orang tuanya
namanya Dumileh.
Cerita bermula
saat Dumileh, orang tua Wati yang sakit dan tidak bisa jalan menghalangi Wati.
Wati yang kata nyokap saat itu sudah kenal pergaulan di Jakarta ngomong gini ke
ibunya “Minggir kek, jangan ngalangin jalan.” Kata si Wati sambil mengayunkan
kakinya ke tubuh ibunya itu. Merespon si Wati, Dumileh cuma bisa bilang “Iya
tau, tapi yang alus kan juga bisa, jangan kasar begitu.” kata Dumileh.
Disini
puncaknya, percaya atau tidak, kata nyokap, kaki Wati langsung kaku gak bisa
bergerak. Sore harinya, kaki Wati bengkak dan tidak lama kemudian, dia
meninggal. Kejadian itu langsung bikin heboh orang sekampung, kata nyokap. Meninggalnya
Wati yang seketika menimbulkan pertanyaan. Apakah karena tendangannya ke
Dumileh atau pergaulannya yang kata orang ‘enggak bener’ di Jakarta, sehingga
dia dihukum Allah? Yang pasti, kejadian itu udah bikin orang sekampung semakin pay attention sama orang tua mereka,
kata nyokap.
-Kelihatan mudah
memang menyayangi orang tua saat dia masih sehat dan berkeadaan cukup, tapi
saat dia mulai renta , sakit-sakitan, dan mulai boker dicelana, masih mau gay a
kita seka dan bersihkan badannya?
No comments:
Post a Comment