Wednesday, July 10, 2013

Suatu waktu di Jakarta

Malam itu, Jakarta diguyur hujan deras
Hampir semua orang mengeluh
Kulihat
Seorang bocah, duduk di pinggir halte
memegang ukulele yang senarnya dari karet

Tak mengerti pikiran orang lain
Yang ia tahu,
Besok aku harus makan
Soal mengeluh, belakangan saja

Aku seperti mendengarnya berkata

Jangan menangisiku kawan
Sebab aku pun tidak menangisi nasib
Tuhan telah menciptakanku dengan dua tangan
untuk memegang ukulele ini
mencari uang


Dia mengajariku kehidupan




No comments:

Post a Comment