Malam itu, Jakarta diguyur hujan deras
Hampir semua orang mengeluh
Kulihat
Seorang bocah, duduk di pinggir halte
memegang ukulele yang senarnya dari karet
Tak mengerti pikiran orang lain
Yang ia tahu,
Besok aku harus makan
Soal mengeluh, belakangan saja
Aku seperti mendengarnya berkata
Jangan menangisiku kawan
Sebab aku pun tidak menangisi nasib
Tuhan telah menciptakanku dengan dua tangan
untuk memegang ukulele ini
mencari uang
Dia mengajariku kehidupan
No comments:
Post a Comment