Thursday, September 26, 2013

Setangkai doa di subuh itu

Di subuh itu
aku lihat ibu
khusyuk mendekapkan tangan
Berdoa
agar harga tempe, tahu, telur, ayam
dan beras tak mahal lagi

Di subuh itu,
aku lihat bapak
fasih merapalkan dzikir
Berdoa
agar aku dan adik bisa terus sekolah
ditengah himpitan ekonomi.

Di subuh itu
Aku lihat kakak
Tertunduk lama dalam sujudnya
Berdoa
Agar esok dia sudah bekerja
ditengah jutaan pencari kerja yang menganggur

Di subuh itu
Aku berdoa

"Wahai Presiden, Wakil Presiden, Menteri, dan para pejabat terhormat
Maukah kalian, berhenti jadi penipu, berubah jadi tangan Tuhan, untuk merangkul doa-doa keluargaku?"

Thursday, September 5, 2013

Pada sebuah percakapan

Malam itu, di Jakarta kita
Mobil-motor berkeliaran buat udara jadi sesak
Sementara nyala lampu merah dan kuning,
bergantian menyilaukan mata

Di pinggir jalan di sebuah riuhnya warung makan
Kita duduk berpandangan
Terlibat dalam sebuah percakapan
Aku menjelma jadi bumi. Sabar.
Menanti engkau yang cantik menjelma jadi segala

Wangi makanan yang kita pesan
dan penyanyi jalanan
menjeda disetiap senyum simpulmu yang manis
dan kata-kata yang perlahan kau rajut jadi cerita

Sejenak kita berhenti
menyuap makanan
yang mungkin tak lagi hangat sejak tadi

"Akankah ada lagi malam ini," gumam si bumi
Dari kejauhan, sang waktu lamat-lamat mengakhiri kesenangan si bumi,
menyelinap dan berbisik dalam kata

Pulang