Mobil-motor berkeliaran buat udara jadi sesak
Sementara nyala lampu merah dan kuning,
bergantian menyilaukan mata
Di pinggir jalan di sebuah riuhnya warung makan
Kita duduk berpandangan
Terlibat dalam sebuah percakapan
Aku menjelma jadi bumi. Sabar.
Menanti engkau yang cantik menjelma jadi segala
Wangi makanan yang kita pesan
dan penyanyi jalanan
menjeda disetiap senyum simpulmu yang manis
dan kata-kata yang perlahan kau rajut jadi cerita
Sejenak kita berhenti
menyuap makanan
yang mungkin tak lagi hangat sejak tadi
"Akankah ada lagi malam ini," gumam si bumi
Dari kejauhan, sang waktu lamat-lamat mengakhiri kesenangan si bumi,
menyelinap dan berbisik dalam kata
Pulang
No comments:
Post a Comment