Thursday, November 28, 2013
Puisi nemu di Youtube
Yang mencintai keindahan gunung-gunung yang mencintai kebebasan dan keleluasaan yang mencintai udara segar yang mencintai bumi mereka pergi ke puncak gunung-gunung mereka tengadah dan berkata di sanalah SOE HOK GIE & IDHAN LUBIS pergi ke pangkuan bintang-bintang sementara bunga-bunga di negeri ini tersebar sekali lagi sementara sapu tangan menahan tangis sementara desember menebar gerimis
Saturday, November 23, 2013
Pelangi Kehidupan
Rabu 20 November 2013 secara tumben-tumbenan, saat ngumpul kali ini, gue dan dua temen gue, Hadi dan Owi ngambil tempat di Masjid Universitas Indonesia (MUI) haha. Biasanya, kami bareng temen-temen yang lain itu ngumpul ya kalo gak di Kantin Sastra (Kansas) ya di ruang Dewan
Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) FIB UI, dan Alo -tempat makan langganan kami-.
Hmmm mungkin karena atmosfer MUI kali ya, setelah ngobrol berbagai hal, Hadi tiba-tiba ngomong soal pelangi kehidupan. Istilah dan cerita ini didapat Hadi dari Almarhum Ust. Zainudin MZ. Ini cerita pendek banget soal pelangi kehidupan itu kayak yang dibilang Hadi.
Suatu ketika, ada seseorang dengan kemampuan ekonomi dan latar pendidikan yang mapan mengendarai mobil Mercedez Benz dan melihat seorang tukang becak dipinggir jalan yang sedang santai menunggu penumpang. Dalam hati, si pengendara Mercy ini bilang. "Enak ya jadi tukang becak, hidupnya santai, gak ngurusin ini-itu," ujar si pengendara.
Di lain sisi, si tukang becak dengan kemampuan ekonomi pas-pasan, pendidikan yang sepertinya tidak terlalu tinggi, melihat ke arah si pengendara mobil Mercy. Si tukang becak pun bergumam juga dalam hati. "Enak ya jadi yang naik mobil, adem. Pasti hidupnya enak," gumam si tukang becak.
Itu ceritanya (pendek ya? haha tapi emang begitu doang yang diceritain, but size doesn't matter, right?)
Nah, menurut Hadi, pelangi kehidupan dalam cerita ini adalah sudut pandang dan bagaimana kita bersyukur. Yah, pas dia bilang begitu sih, gue sama Owi ya manut-manut aja. Tumben nih orang ngomongnya bener, hahahaha.
Tetapi emang bener sih, kita pasti pernah denger istilah, rumput tetangga lebih hijau, which means kita sebagai manusia cenderung memandang apa yang dimiliki orang lain lebih berkualitas, atau lebih mengenakkan daripada apa yang kita miliki.
Padahal, itu semua belum tentu. Bisa aja lebih hijau tapi rumput sintetis, bisa aja lebih hijau tapi pake pewarna kimia berbahaya. Ya kan, who knows?
Poin yang didapet dari cerita ini menurut gue adalah bagaimana kita bersyukur dan mulai untuk tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Yuk!
Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) FIB UI, dan Alo -tempat makan langganan kami-.
Hmmm mungkin karena atmosfer MUI kali ya, setelah ngobrol berbagai hal, Hadi tiba-tiba ngomong soal pelangi kehidupan. Istilah dan cerita ini didapat Hadi dari Almarhum Ust. Zainudin MZ. Ini cerita pendek banget soal pelangi kehidupan itu kayak yang dibilang Hadi.
Suatu ketika, ada seseorang dengan kemampuan ekonomi dan latar pendidikan yang mapan mengendarai mobil Mercedez Benz dan melihat seorang tukang becak dipinggir jalan yang sedang santai menunggu penumpang. Dalam hati, si pengendara Mercy ini bilang. "Enak ya jadi tukang becak, hidupnya santai, gak ngurusin ini-itu," ujar si pengendara.
Di lain sisi, si tukang becak dengan kemampuan ekonomi pas-pasan, pendidikan yang sepertinya tidak terlalu tinggi, melihat ke arah si pengendara mobil Mercy. Si tukang becak pun bergumam juga dalam hati. "Enak ya jadi yang naik mobil, adem. Pasti hidupnya enak," gumam si tukang becak.
Itu ceritanya (pendek ya? haha tapi emang begitu doang yang diceritain, but size doesn't matter, right?)
Nah, menurut Hadi, pelangi kehidupan dalam cerita ini adalah sudut pandang dan bagaimana kita bersyukur. Yah, pas dia bilang begitu sih, gue sama Owi ya manut-manut aja. Tumben nih orang ngomongnya bener, hahahaha.
Tetapi emang bener sih, kita pasti pernah denger istilah, rumput tetangga lebih hijau, which means kita sebagai manusia cenderung memandang apa yang dimiliki orang lain lebih berkualitas, atau lebih mengenakkan daripada apa yang kita miliki.
Padahal, itu semua belum tentu. Bisa aja lebih hijau tapi rumput sintetis, bisa aja lebih hijau tapi pake pewarna kimia berbahaya. Ya kan, who knows?

Saturday, November 16, 2013
Italia, the silent killer
“Ah ngapain jagoin Italia, mending Brasil atau gak Prancis,”
itu kata-kata temen gue ketika SMA saat ngobrol soal siapa juara Piala Dunia
2006. Ya, banyak temen-temen gue yang saat itu ‘meremehkan’ Italia untuk jadi
juara. Apalagi, sebelum PD 2006, sepakbola Italia diguncang skandal calciopoli.
Tetapi cibiran tinggal cibiran, toh sekarang tercatat Italia, juara PD 2006.

Tuttavia, l'Italia ancora Italia, signor
(google
translate :p), Italia
tetap setia dengan permainan kunci gerendel cenderung lamban yang belakangan
berubah pola jadi 3-5-2. Hasilnya? Empat kali juara dunia (terbanyak kedua
setelah Brasil, terbanyak pertama diantara negara Eropa), satu kali juara
Eropa, dua kali runner up PD dan Piala Eropa.
Alasan kedua adalah dari para pemain Italia. Menurut gue para
pemain Italia ini gak kayak para pemain dari negara lain yang bintang-bintang
banget. Mereka pemain ‘biasa’ tapi ketika main, hmmmm Gue mengibaratkan gini, pelan, pelan, pelan tau-tau menang
aja Hahaha.
Terakhir adalah permainan Italia itu sendiri yang cenderung
lamban. Entah kenapa gue merasa itu jadi semacam panutan. Gue ingin seperti
Italia, slow but sure, ‘bukan’ tim hebat tapi menghanyutkan. Gak
banyak bicara tetapi prestasi ada dan rendah hati.
Itulah kira-kira alasan kenapa gue suka sekali timnas Italia, hehe. Ada yang sepaham?
Itulah kira-kira alasan kenapa gue suka sekali timnas Italia, hehe. Ada yang sepaham?
Semoga, di PD 2014 nanti, Italia bisa mematahkan siklus 12
tahun mereka dengan jadi juara dunia untuk yang kelima kalinya. Aaamiiin.
“The great quality of this team
is that
they are always able to give
their best,”
-Cesare Prandelli-
Sunday, November 10, 2013
Sajak hari pahlawan
Di perempatan jalan di malam itu di Jakarta
Aku lihat seorang kakek, duduk meminta-minta
Kakek ini mungkin ikut berjuang dulu
bertelanjang dada membawa bambu runcing
di garda terdepan melawan penjajah Belanda.
Tapi apa daya kek, kini Indonesia sudah merdeka, kata mereka.
Masalah nasibmu kau urus sendiri
Sebab sejarah hanya mencatat para komandan, jenderal, dan para atasan
Pion sepertimu....
Ah yasudah
Mungkin itu sebabnya. Kini banyak orang mau jadi presiden, atau katakanlah pejabat
Yang penting tercatat di sejarah, masalah kontribusi urusan nanti.
Pantang kita meminta
Sebab kata mantan presiden Amerika yang kulupa namanya
Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu. Tapi tanyakan apa yang kau telah berikan kepada negaramu
Selamat hari Pahlawan.
Aku lihat seorang kakek, duduk meminta-minta
Kakek ini mungkin ikut berjuang dulu
bertelanjang dada membawa bambu runcing
di garda terdepan melawan penjajah Belanda.
Tapi apa daya kek, kini Indonesia sudah merdeka, kata mereka.
Masalah nasibmu kau urus sendiri
Sebab sejarah hanya mencatat para komandan, jenderal, dan para atasan
Pion sepertimu....
Ah yasudah
Mungkin itu sebabnya. Kini banyak orang mau jadi presiden, atau katakanlah pejabat
Yang penting tercatat di sejarah, masalah kontribusi urusan nanti.
Pantang kita meminta
Sebab kata mantan presiden Amerika yang kulupa namanya
Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu. Tapi tanyakan apa yang kau telah berikan kepada negaramu
Selamat hari Pahlawan.
Subscribe to:
Posts (Atom)