“Ah ngapain jagoin Italia, mending Brasil atau gak Prancis,”
itu kata-kata temen gue ketika SMA saat ngobrol soal siapa juara Piala Dunia
2006. Ya, banyak temen-temen gue yang saat itu ‘meremehkan’ Italia untuk jadi
juara. Apalagi, sebelum PD 2006, sepakbola Italia diguncang skandal calciopoli.
Tetapi cibiran tinggal cibiran, toh sekarang tercatat Italia, juara PD 2006.

Tuttavia, l'Italia ancora Italia, signor
(google
translate :p), Italia
tetap setia dengan permainan kunci gerendel cenderung lamban yang belakangan
berubah pola jadi 3-5-2. Hasilnya? Empat kali juara dunia (terbanyak kedua
setelah Brasil, terbanyak pertama diantara negara Eropa), satu kali juara
Eropa, dua kali runner up PD dan Piala Eropa.
Alasan kedua adalah dari para pemain Italia. Menurut gue para
pemain Italia ini gak kayak para pemain dari negara lain yang bintang-bintang
banget. Mereka pemain ‘biasa’ tapi ketika main, hmmmm Gue mengibaratkan gini, pelan, pelan, pelan tau-tau menang
aja Hahaha.
Terakhir adalah permainan Italia itu sendiri yang cenderung
lamban. Entah kenapa gue merasa itu jadi semacam panutan. Gue ingin seperti
Italia, slow but sure, ‘bukan’ tim hebat tapi menghanyutkan. Gak
banyak bicara tetapi prestasi ada dan rendah hati.
Itulah kira-kira alasan kenapa gue suka sekali timnas Italia, hehe. Ada yang sepaham?
Itulah kira-kira alasan kenapa gue suka sekali timnas Italia, hehe. Ada yang sepaham?
Semoga, di PD 2014 nanti, Italia bisa mematahkan siklus 12
tahun mereka dengan jadi juara dunia untuk yang kelima kalinya. Aaamiiin.
“The great quality of this team
is that
they are always able to give
their best,”
-Cesare Prandelli-
No comments:
Post a Comment